Thursday, December 8, 2011

Universalitas Lailaha Ilallah

Terus terang saya akui, bahwa diri saya sampai saat ini tidak mengklaim diri sebagai orang yang bijak, karena sampai detik ini, saya belum bisa menyelaraskan antara pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan.  Namun, dorongan untuk menyampaikan pemikiran saya tentang fenomena yang ada mendorong saya untuk berbagi dengan Anda, sehingga saya tetap berharap semoga ini mendapat ridho dari-Nya, meskipun Anda mungkin menganggap bahwa saya keliru dan sesat.

Sering pikiran saya bertanya, kenapa Tuhan menciptakan manusia bersuku-suku, berbangsa-bangsa, berkaum-kaum, bermasa-masa, beragama-agama, beraliran-aliran, dan dengan segala macam perbedaannya. Apakah itu semata kehendak Tuhan? atau karena manusia yang menginginkan seperti itu? Sulit sekali memang untuk menjawab semua itu, padahal semua kita berasal dari zat yang sama, Tuhan yang sama. Kenapa harus ada perbedaan-perbedaan itu? Bukankah sudah jelas tujuannya untuk saling kenal mengenal? Terus, kenapa dengan perbedaan tersebut sering diantara kita terlibat permusuhan dan pertikaian?

Dalam tulisan ini, supaya pembahasan tidak melebar, saya batasi pemikiran saya pada pertanyaan: "sebetulnya islam itu apa dan untuk siapa? apakah islam itu adalah agama yang diturunkan hanya kepada Nabi Muhammad? Sementara islam sendiri menegaskan bahwa rasul bukan cuma Muhammad, dan bukan pula hanya ke-24 nabi yang lainnya.

Ada 300 lebih nabi dan rasul yang diutus oleh Allah ke muka bumi ini. Pertanyaannya adalah, dimanakah ke-300 nabi dan rasul yang lainnya diturunkan dan disebar? apakah hanya karena yang diturunkan di Timur Tengah berjumlah 25 nabi, maka yang wajib diketahui hanya ke-25 nabi dan rasul itu? sehingga kita menutup mata atas adanya kebijakan ajaran lokal (agama ataupun keyakinan) yang jauh dari peradaban Timur Tengah yang mengajarkan nilai-nilai luhur kemanusiaan dan ke-Tuhanan? Bagaimana jika seandainya ajaran lokal tersebut berasal dari ke-300 nabi dan rasul lainnya yang diutus oleh Allah ke bagian muka bumi lainnya selain belahan bumi Timur Tengah?

Mungkin dari Anda akan langsung menutup poin pembahasan ini pada pernyataan bahwa, agama yang berasal dari Allah hanyalah Yahudi, Nasrani, dan Islam, dan penyempurna agama itu semua adalah Islam. Lantas Islam yang mana yang dikatakan sebagai penyempurna semua agama? yang dibawa oleh Nabi Muhammad-kah?

Dan lagi-lagi, jika kita tutup langsung pada poin tersebut, rasanya dunia ini begitu sempitnya, yang hanya memodelkan Timur Tengah sebagai sebuah percontohan peradaban agama islam untuk seluruh dunia, padahal setiap belahan dunia memiliki banyak kekayaan kultur dan budaya yang berbeda sangat jauh dengan Timur Tengah.

Agar pembahasan tidak terlalu melebar, mari kita bersama merenungkan ayat ini :
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk" (Q.S. Ali Imran : 103)

Dari ayat di atas, mari kita fokuskan pada kalimat ".....dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan..."

Yang jadi pertanyaan saya, sebetulnya islam yang dibawa oleh Muhammad itu untuk siapa? apakah betul untuk seluruh umat, atau hanya untuk Bangsa Quraisy saja yang kala itu sedang dalam masa Jahiliyah?

Karena saya orang awam, saya mencoba untuk memahami makna Jahiliyah dari berbagai sumber, dan saya dapatkan salah satunya dari DR. Muhammad Sarbini MHI yang dikutip dari bisnisazis.wordpress.com. Menurutnya, bahwa makna Jahiliyah adalah:
  1. Sisi Masa/ zaman yaitu kondisi bangsa Arab pra Islam, tentu saja, jika demikian masa ini telah berakhir dengan diutusnya Rasulullah Saw. Akan tetapi, perlu difahami bahwa masa atau zaman mengandung karakteristik atau peristiwa yang terkandung di dalamnya yang bisa menjadi ukuran bagi zaman atau masa yang lain.
  2. Sisi Karakteristik (Sifat-sifat atau peristiwa yang terjadi di dalamnya). Sisi ini tidak akan berakhir dengan berakhirnya bangsa Arab atau setelah diutusnya Rasulullah Saw, karena dia bisa terjadi dan dapat dimiliki oleh zaman manapun, bisa terjadi dan dapat dimiliki oleh bangsa manapun atau pribadi manapun, termasuk siapa saja di antara kita yang mengaku muslim.
Dari dua pemahaman di atas tentang makna Jahiliyah, sudah jelas, bahwa makna jahiliyah pada pemahaman yang pertama, Islam dengan mentah gugur menjadi agama universal, karena hanya mengatur masa Jahiliyah yang terjadi pada Bangsa Arab, sedangkan belahan dunia lainnya tidak tersentuh, yang mungkin saja pada masa itu belahan dunia lainnya tidak mengenal masa jahiliyah, dan telah mempunyai peradaban yang lebih  maju dari Bangsa Arab.

Sekarang kita tarik pada pemahaman yang kedua. Dari pemahaman kedua di atas, masa jahiliyah diklaim sebagai masa yang dapat dimiliki oleh zaman manapun, bangsa manapun, atau pribadi manapun. Pemahaman ini menarik saya untuk bertanya kembali, lantas, bangsa yang sekarang lebih maju dari bangsa dunia Islam, dan tidak pernah sama sekali mengenal Islam (dari Timur Tengah), berarti juga tidak tersentuh oleh ayat di atas, sehingga, saya berkesimpulan sementara, gugur pulalah konsep universal agama islam.


No comments:

Post a Comment